“libur tlah tiba,libur tlah tiba,
hatiku gembira….” mungkin penggalan bait lagu ini yang mewakili perasaan
bahagia kami ketika menyambut agenda tahunan yang amat ditunggu tunggu, APA
LAGI KALO BUKAN “Summer Tour IKAA Mesir 2018”. Pada perjalanan yang di nahkodai
oleh kanda Fairuzzimami dan kanda Ahla ula al-Faqih kali ini, kami
berkesempatan untuk mengunjungi tepi barat negri Mesir yang kaya peradaban
yaitu Provinsi Matruh, dengan destinasi utama Marsa Matruh dan kota Siwa.
Kami bertolak meninggalkan Cairo
menuju Matruh pada Jum’at 10/8 dini hari dengan menggunakan Bis dan total
perjalanan setibanya di Matruh yaitu selama kurang lebih 6 jam perjalanan,
sesampainya disana kami langsung menuju itinerary list pertama yaitu Hammam Cleopatra, sebuah pantai dengan
patung seorang ratu cantik penguasa mesir ditengahnya yang banyak diyakini
sebagai tempat mandi para ratu Cleopatra zaman dahulu. Dan setelah puas berfoto
ria disana,selanjutnya kami menuju pantai lainnya yaitu Pantai Obayed yang dimana kami sempat menghabiskan hampir 2 jam
penuh untuk berenang dan menikmati fasilitas lainnya seperti menaiki Banana
boat atau sekedar berjemur di tepi pantai, kemudian setelah itu kami bertolak
menuju destinasi yang mengakhiri perjalanan kami di Marsa matruh yaitu pantai Ageeba yang berarti Ajaib. Pantai
ini disebut ajaib karna keindahannya memiliki 7 warna jika dilihat dari
kejauhan, dan pantai ini juga menjadi destinasi favorit para mahasiswa
Indonesia jika berkunjung ke kota matruh ini. Pantai Ageeba dikelilingi dengan
tebing yang besar nan indah, jadi jika ingin menikmati pantai dari dekat,
pengunjung harus melewati puluhan anak tangga untuk turun menuju bibir pantai.
Sore menandakan batas waktu kami menikmati keindahan medditerania ini dan kami
harus segera bergegas meninggalkan kota matruh untuk melanjutkan perjalanan
menuju siwa yang akan menghabiskan estimasi perjalanan selama kurang lebih 4
jam.
Bus tiba di kota siwa pukul 19.00
clt pada Jum’at malam, adapun Siwa adalah sebuah kota perbatasan Mesir-Libya
yang masih dalam kawasan provinsi matruh, jaraknya hampir sekitar 820 kilometer
dari pusat ibukota Kairo. Kota kecil yang masih jauh dari kemodernan ini
menyimpan banyak sekali sejarah peradaban mesir kuno. Kota yang dihuni sekitar
23.000 penduduk ini kebanyakan berasal dari etnis suku Barbar yang tentu Bahasa
penduduk siwa berbeda dengan Bahasa Ammiyah
yang umum digunakan penduduk negri kinanah ini, Bahasa mereka popular disebut
sebagai Bahasa siwi. Pada hari
berikutnya di kota Siwa, lokasi pertama yang kami kunjungi adalah Jabal Dakrur
yang merupakan sebuah gunung kecil yang menjadi tempat berkumpulnya seluruh
warga Siwa ketika masa panen tahunan tiba, dan juga tempat ini pula menjadi
pusat penyelesaian masalah dan musyawarah antar kabilah. Setelah mengambil
gambar bersama, kami pun lantas bertolak menuju Danau Garam Siwa yang sudah ada sejak abad ke 7 M, danau garam ini
juga merupakan salah satu peenopang ekonomi masyarakat Siwa yang cukup
berpengaruh, selain perkebunan Kurma dan Zaitun. Kami menghabiskan waktu disana
dengan berenang di dalam air garam dan berfoto ria bersama sebelum melanjutkan
perjalanan menuju mata air Cleopatra,
berdasarkan kepercayaan rakyat sekitar, mata air ini sempat beberapa kali
dikunjungi oleh ratu Cleopatra dan menurut keyakinan barangsiapa yang mandi di
mata air ini, ia akan awet muda. Setibanya di mata air ini peserta summer tour
laki laki segera menceburkan diri menuju kolam air tawar itu, sedangkan
perempuan lebih asyik memilih bersantai di saung yang telah disediakan seraya
meyeruput segelas jus kurma atau perasan lemon mint yang segar. Setelah selesai
bermain di mata air Cleopatra kami kembali menuju hotel untuk istirahat sebelum
offroad di sore harinya.
Pada sore harinya mobil jeep
telah tersusun rapi di depan hotel kami dan siap mengantar kami untuk
mengarungi padang pasir, sang supir dengan kelihaiannya dan kecepatan super mengendarai mobilnya melewati curamnya perbukitan gurun sahara
yang cukup tinggi, objek wisata
offroad sahara merupakan ajang uji adrenalin dan juga merupakan objek wisata offroad terbaik di Mesir, Siwa yang
terkenal dengan kelembutan pasir nya membuat mata betah memandang, meskipun
tandus tapi tetap saja indah, setelah menikmati sensasi permainan supir jeep mengarungi pandang pasir,
kami sampai menuju 2 Oase atau mata air di tengah gurun yang juga menjadi
tujuan utama ketika offroad, Oase Siwa
merupakan Oase paling indah dari semua oase yang ada di Mesir, setelah selesai
menikmati keindahan Oasis, kami bergegas untuk bermain Sand skatting
menggunakan papan selancar yang dibawa langsung oleh sang supir, berbagai gaya
dipraktekan oleh peserta untuk menaklukan bukit pasir yang cukup tinggi itu.
Matahari telah tenggelam, senja sahara meninggalkan bekas kenangan, suasana
mulai redup, perlahan jeep meninggalkan gurun menuju Dinner camp Abu Mardam
yang terkenal menawarkan kelezatan kudapan Ayam bakar yang sebelumnya di bakar
di bawah timbunan pasir sembari menikamati teh hangat khas siwa yang begitu
nikmat dibawah bintang malam yang terpancar terang di langit Siwa.
![]() | ||
Siwa Oasis |
![]() |
Menjelang Sunset di Sahara |
Keesokan harinya, tibalah hari
terakhir rangkaian perjalanan Summer tour kami. Pada pagi hari menjelang sunrise
kami bertolak menuju “The mount of dead”
atau Gunung Kematian yang dimana pada zaman dahulu menjadi tempat para pemimpin
atau para pemuka siwa di makamkan, gunung ini amat indah dikunjungi menjelang
Matahari terbit. Dan sebab makin singkatnya waktu, kami segera bertolak menuju Oracle Temple atau Ma’bad wahyu atau
terkenal dengan Alexander the great temple. Menurut sejarah, kuil ini menjadi
tempat penyambutan Alexander the great oleh rakyat Siwa ketika setibanya di
Siwa ketika itu, dan sebab kehebatannya Alexander the great diberikan gelar
kehormatan oleh rakyat siwa sebagai anak dari dewa matahari. Kemudian setelah
puas berwisata pagi, kami segera kembali ke hotel untuk bersiap pulang menuju
kairo.
![]() |
Oracle Temple (Ma'bad Wahyu Alexander the Great) |
Waktu tepat pukul 10 pagi, kami
bergegas meninggalkan hotel untuk singgah sementara menuju Fatnas Island yang terkenal dengan perkebunan Kurmanya, disana kami
hanya diperkenankan untuk berkunjung sebentar dan mengabadikan moment terakhir
perjalanan summer tour kami pada tahun ini sebelum diharuskan kembali pulang
menuju ibukota Kairo, perlahan jejak kaki itu meninggalkan siwa yang sudah
semakin siang, mesin bus sudah menyala tanda siap untuk pulang dan saatnya kami
pamit undur diri seraya ucapkan selamat tinggal pada Siwa dan juga Matruh yang
meninggalkan berbagai kenangan dan juga kesan singkat yang luar biasa indah
diiringi kehangatan keluarga IKAA Mesir tercinta. Semoga suatu saat kami
diperkenankan kembali menikmati keindahan kedua kota tua peradaban tersebut,
See you on next Summer tour 2019 :D. (KF)
Related Posts
There is no other posts in this category.
Subscribe Our Newsletter
Belum ada Komentar untuk "IKAA Mesir Goes to Matruh and Siwa"
Posting Komentar