Mesir, Pemberi Kehidupan Bagi Yang Ingin Hidup. 



H. Irfan Masud, MA. Atau yang akrab kami panggil Guru Irfan adalah cucu terakhir yang diantar untuk menimba ilmu oleh Almaghfurlah KH Noer Alie; Sang Pendiri Pondok Pesantren Attaqwa di Bekasi. Beliau telah menyelesaikan pendidikan Strata dan Magisternya di Universitas Al-Azhar Kairo pada jurusan Akidah Filsafat dan sekarang beliau aktif menjadi dosen di Ma'had Aly Attaqwa sekaligus Dosen di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatulloh (UIN) Jakarta. Di samping kesibukan di dunia kampus, beliau juga menjabat sebagai Sekretaris Umum Yayasan Perguruan Attaqwa.


Pada selasa malam (03/03). Guru Irfan menyempatkan hadir menemui kami murid-muridnya untuk bersilaturahmi, berbincang santai juga memberikan semangat kepada murid-muridnya dalam menempuh perjuangan belajar di Bumi Kinanah ini. Dalam kunjungan kali ini, beliau ditemani oleh ibunda tercintanya Ustadzah Hj Sholehah Noer BA, anak kedua dari Almaghfurlah KH Noer Alie yang menjadi guru di Pondok Pesantren Attaqwa Putri Bekasi.


Sebagai pembuka, Guru Irfan memulai dengan hangat sepenggal pengalaman beliau saat berdialog bersama kami, "Mesir selalu memberikan kehidupan bagi siapa saja yang ingin hidup", ucap beliau. "Fokuskan diri kalian untuk menguasai Bahasa Arab, karena jika kalian sudah menguasainya maka untuk melangkah ke tahap berikutnya tidaklah sulit. Bahkan kalau perlu, setiap berita yang ada di radio atau televisi kalian catat lalu kalian terjemahkan" lanjut beliau dengan penuh semangat.


Hal ini beliau sampaikan, karena ini adalah sebuah pengalaman pribadi yang beliau rasakan pada tahun pertama tiba di Mesir. Bahkan, ada temannya yang sampai tidak sama sekali bergaul dengan orang Indonesia dalam kurun waktu satu tahun demi memperdalam kemampuan berbahasanya.






Setelah itu, pembicaraan berlanjut dengan cerita masa lalunya ketika menjadi Mahasiswa dulu, beliau mengutip sebuah ucapan masyhur yang keluar dari mulut Al-Imam As-Syafi'i RA. Yang berbunyi :

‎من لم يذق مر التعلم ساعة، تجرع ذل الجهل طول حياته.
"Barang siapa tidak pernah merasakan pahitnya belajar walau hanya sebentar saja, niscahya ia akan merasakan pahitnya kebodohan sepanjangan hidupnya”. Ini merupakan pesan yang amat sangat saya ingat ketika Almaghfurlah KH Noer Alie mengantar saya untuk terbang menuntut ilmu ke Ardu Al-Anbiya ini" kenang beliau kala itu. 


Tantangan kalian bukan hanya membaca kitab gundul, di era kalian tulis-menulis menjadi sangat diperlukan. Ini lah yang menjadi kekurangan kita. Menulis apa saja yang kalian pahami, mulailah menulis dengan yang ringan-ringan bisa kalian menulis di blog nanti jika sudah terbiasa mulailah dengan melakukan riset-riset sederhana. Seperti penelitian metode mudah dalam membaca Al-Qur'an. Sepulangnya kalian nanti setidaknya mempunyai oleh-oleh lebih untuk Ponpes atau diri kalian sendiri yang mana ini tidak dimiliki oleh mahasiswa lainnya.

Terakhir, beliau mengingatkan untuk selalu bersabar, berusaha semaksimal mungkin untuk terus menimba ilmu. Beliau sangat menyesal karena tidak menggunakan waktu dengan sebaik-baiknya. Dan juga Bahasa Arab kalian perhalus dan dimantapkan karena Bahasa Arab adalah kunci untuk ketahap yang selanjutnya.


Oleh : Muhammad Umar Thobi'i
(Mahasiswa Universitas Al-Azhar Kairo, Mesir)


Related Posts

Ikatan Keluarga Abiturien Attaqwa Mesir
  • Facebook
  • WhatsApp
  • Instagram
  • Subscribe Our Newsletter

    1 Komentar untuk "Mesir, Pemberi Kehidupan Bagi Yang Ingin Hidup."

    1. Subhanallah, pesanan yang amat kita semua perlukan terutama wafidat, serinag sahaja lupa untuk mendalami bahasa arab ini. Terima kasih kerana berkongsi dinsini

      BalasHapus

    Iklan Atas Artikel

    Iklan Tengah Artikel 1

    Iklan Tengah Artikel 2

    Iklan Bawah Artikel