Dalam salah satu ceramahnya, almarhum KH. Saifuddin Amsir; Ulama Masyhur di kalangan betawi, menceritakan tentang KH. Noer Alie yang pernah di uji oleh Ulama Besar al-Azhar, yaitu Syaikh Musthafa al-Hamami. Saat itu beliau sedang menimba ilmu kepada Syaikh Muhammad Ali al-Maliki yang dijuluki Imam Sibawaihi pada zamanya. Kiai Saifuddin Amsir Atau yang disapa dengan Abuya menuturkan kisah ini dari lisan KH. Noer Alie secara langsung.

Sekitar umur 17 tahun, KH. Noer Alie berada di Halaqah Syaikh Muhammad Ali al-Maliki yang sedang belajar Kitab Jam’ul Jawami’ bersama teman-temanya dari Jawi (Saat Itu Jawi ialah sebutan pelajar Nusantara). Syaikh Musthafa al-Hamami yang notabenenya adalah sahabat karib Syaikh Muhammad Ali al-Maliki, kala itu beliau sedang berkunjung ke Hijaz (Arab Saudi).

Ketika Syaikh Musthafa al-Hamami memperhatikan dengan saksama, bahwa yang di ajarkan oleh Syaikh Muhammad Ali al-Maliki ialah kitab yang secara kualitasnya cukup rumit, yaitu Kitab Jam’ul Jawami bermaterikan tentang pembahasan Ushul Fikih karangan Imam Tajuddin as-Subki. Terlebih yang belajar di halaqah tersebut ialah para pelajar dari Jawi yang bukan asli Arab. Lantas, membuat Syaikh Musthafa Al-Hamami terheran- heran dan meragukan pemahaman mereka.

Sehingga beliau pun bertanya kepada Syaikh Muhammad Ali Al-Maliki, Apakah para muridmu  benar-benar paham dengan semua yang telah mereka baca? Syaikh Muhammad Ali al-Maliki pun menjawab, “Silahkan saja tanya kepada salah satu dari mereka.

Saat itu terpilihlah KH. Noer Ali, dikisahkan beliau berumur  paling muda diantara para pelajar dalam halaqah tersebut. Hingga akhirnya, Syaikh Musthafa Al-Hamami menguji pemahaman Noer Alie muda tentang kitab tersebut dengan menanyakanya berbagai disiplin ilmu, mulai dari Balaghah, Nahwu dan Sharaf. Noer Ali muda pun menjawab pertanyaan-pertanyaan itu dengan benar. Noer Ali muda pun binggung kenapa ia bisa menjawab pertanyaan yang dilontarkan kepadanya, sehingga membuat Syaikh Musthafa Al-Hamami terdecap kagum akan jawabannya.

Menanggapi cerita intelektualitas KH. Noer Alie di atas , Abuya KH. Saifuddin Amsir menambahkan bahwa ini adalah salah satu karamah dari KH. Noer Alie, seraya beliau membaca ayat :

 أَلا إِنَّ أَوْلِيَاءَ اللَّهِ لا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلا هُمْ يَحْزَنُونَ   (QS.YUNUS 62 )

Berangkat dari cerita di atas juga, muncul pertanyaan di benak kita, siapakah sebenarnyanya Syaikh Musthafa Al-Hamami yang menguji KH. Noer Ali ? Berikut penulis sajikan biografi ringkas tentang beliau.

Syaikh Musthafa Al-Hamami, sebagaimana yang dinukil dari Kitab Jamharatul A’lam Al-Azhar Al-Syarif, karya Syaikh Usama Sayyid al-Azhari, nama beliau Adalah Al-Allamah Al-Mutqin Addaiyah Syaikh Musthafa Abu Saif Al-Hamami. Beliau berthariqah Khalwatiyah dijuluki sebagai Malikul Bayan (Rajanya Ilmu Bahasa). Dilahirkan di Kairo tahun 1299 H/1881 M, Alumnus Darul Ulum (Cikal bakal Cairo University) yang saat itu di ampu oleh Ulama-Ulama Besar al-Azhar. Beliau memiliki ijazah sanad keilmuan dalam berbagai macam disiplin ilmu, seperti Ilmu Hadits dan lainya. Beliau mengambil sanad keilmuan dari berbagai penjuru negri, seperti Mesir, Maroko dan Hijaz, serta diantara para gurunya ialah : Syaikh Muhammad Bakhit Al-Muthi’ie, Syaikh Muhammad Zahid AL-Kautsari, Muhammad Habibullah Assyinqiti, dan lainya.

Syaikh Muhammad Al-Hamami pernah menjabat sebagai Imam dan Khatib Masjid Sayyidah Zainab sampai mendapat julukan sebagai khatib yang piawai. Di sisi lain, beliau pernah menolak jabatan sebagai Mufti Mesir serta jabatan sebagai Imam Khusus Kerajaan. Dakwah Syaikh Musthafa Al-Hamami melanglang buana ke beberapa negara, seperti Mesir, Hijaz, Maroko, Irak, Turki, dan Syam.

Beliau juga dikenal sebagai pendebat ulung karena perdebatan ilmiahnya dengan beberapa tokoh ulama pada masa itu, seperti Amir Syakib Arsalan, Ali Abdurraziq, Farid Wajdi, Muhammad Khitab Assubki. Selain itu, beliau dikenal sebagai Tokoh Perlawanan Penjajahan Inggris di Mesir pada tahun 1919 M, Sehingga beliau terkena tembakan. Kemudian Masyikhah Al-Azhar pun memberikannya gelar Malikul Bayan Wa Hamilu Liwa Al-Burhan.

Diantara Karya-karya beliau adalah al-Nahdhah aL-Islahiyah Lil Usrati al-Islamiyah, Ghautsul I’bad Bibayani al-rasyad, Raf’ul Hijab An Balaya Ibni Khitab, al-Minahu al-Rahmaniyah Fi Manaqibi Khadimi Atthariqati Al-Khalwatiyah, dan kitab-kitab yang lainya. Beliau dikenal sebagai sosok yang berilmu juga mengamalkanya sesuai dengan jalanya Salafusshalih.

Dan beberapa murid-murid beliau adalah al-Musnid Syaikh Muhammad Ibrahim al-Khitani, al-Allamah Muhammad Mahmud Al-Hamid, as-Sayyid Alawi bin Abbas al-Maliki, Musnid aL-Ashr Muhammad Yasin al-Fadani. Pada akhirnya Syaikh Mustafa al-Hamami kembali keharibaan sang Ilahi pada Sabtu Pagi, 2 Rajab 1368 H/1949 M. Dikebumikan di desa al-Hamam Bani Suef. Anak Syekh Musthafa al-Hamami menuliskan biografi khusus tentang Ayahnya (Masih berbentuk Manuskrip). Semoga Allah Merahmati Syaikh Musthafa Al-Hamami.

Penulis: Irfan Faqihudin Mohamad, Lc. 


Referensi Tulisan :

1. Cerita  Abuya KH.Saefudin Amsir https://fb.watch/3Wo8OtnmSx/                 

2. Kitab Jamharatul Ulama Al-Azhar Karya Syaikh Usama Sayyid Al-Azhari https://ia803009.us.archive.org/12/items/nabitahar_gmail_1_201904/%D8%AC%D9%85%D9%87%D8%B1%D8%A9%20%D8%A7%D8%B9%D9%84%D8%A7%D9%85%20%D8%A7%D9%84%D8%A7%D8%B2%D9%87%D8%B15.pdf

3. Artikel http://omferas.com/vb/t52924/

4. Artikel https://www.almoajam.org/lists/inner/7287

 

Related Posts

Ikatan Keluarga Abiturien Attaqwa Mesir
  • Facebook
  • WhatsApp
  • Instagram
  • Subscribe Our Newsletter

    Belum ada Komentar untuk "Intelektualitas KH. Noer Alie di Uji Oleh Ulama Besar al-Azhar"

    Posting Komentar

    Iklan Atas Artikel

    Iklan Tengah Artikel 1

    Iklan Tengah Artikel 2

    Iklan Bawah Artikel