Oleh: Narendra Pasha
Entah sudah malam keberapa
Topeng-topeng jatuh melebur ke tanah
Menelanjangi segala bentuk gelisah
Yang berada jauh di palung raga
Senyuman lembut yang hanya merias takut
Dan tawa ria yang selalu menyelimuti luka
Hanya kata maaf yang bersahabat dengan lisan
Sampai menjadikan semua hal tak lagi berkesan
Sempat memberi ruang untuk menggenggam rasa percaya
Namun na'as
Pada akhirnya
Sang atma tak lagi menganggap itu berguna
Dan ternyata
Jiwa yang tak lagi tau arah
Hanya ingin berada di dalam ruang
Yang bebas dari penghakiman
Related Posts
Subscribe Our Newsletter

Belum ada Komentar untuk "Tubuh yang padam tersulut."
Posting Komentar