Oleh: Fayyadh Muchlis

Dalam al-Qur’an, ayat merupakan kumpulan kalimat yang tersusun, memiliki satu kesatuan maksud serta memiliki awal dan akhir. Mengetahui ayat menjadi penting bagi muslim yang sedang membaca al-Qur’an. Pasalnya, ayat merupakan bagian tak terpisahkan dari surah dalam al-Qur’an. Apabila seorang muslim tidak mengetahui batasan dalam ayat, boleh jadi berbagai ibadah dan amalan yang mewajibkan untuk membaca ayat tidak dikatakan sempurna. Oleh karenanya, penting bagi kita untuk mengenal ilmu tentang jumlah ayat al-Qur’an.

Sebelum mengenal ilmu mengenai jumlah ayat al-Qur’an, urgen bagi kita untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan ilmu ini yang juga bisa disebut dengan Ilmu Fawasil. Dalam kitab al-Bayan fii ‘addi aay al-Qur’an, ilmu menghitung ayat al-Qur’an (al-‘Ilmu fi ‘addi aay al-Qur’an) merupakan ilmu yang mempelajari jumlah dan hitungan ayat al-Qur’an beserta perbedaan yang terdapat didalamnya. 

Pendapat ulama tentang jumlah ayat al-Quran memiliki banyak perbedaan. Mayoritas ulama sepakat bahwa terdapat lebih dari 6200 ayat dalam al-Qur’an. Namun, berapa lebihnya mereka berbeda pendapat. Umumnya, terdapat 7 mazhab yang memiliki pendapat tentang jumlah ayat al-Qur’an. Ketujuh mazhab tersebut adalah:

    1.  Al-Madani al-Awwal: 6217 ayat

    2.  Al-Madani al-Tsani/al-Akhir: 6214 ayat

    3.  Al-Makki: 6219 ayat

    4.  Al-Kufi: 6236 ayat

    5.  Al-Basri: 6204 ayat

    6.  Al-Syami: 6225 ayat

    7.  Al-Himsi: 6232 ayat

Terdapat pula perbedaan dalam penentuan berapa jumlah mazhab yang memiliki pendapat tentang jumlah ayat. Sebagian ada yang mengatakan hanya ada 6 mazhab saja, sebagian yang lain memasukkan al-Himsi kedalam mazhab ketujuh. Adapun jumlah ayat dalam mushaf yang sering kita gunakan khususnya di Indonesia yaitu mushaf qiraat Hafs dari Imam ‘Ashim di dalamnya terdapat 6236 ayat (mazhab al-Kufi).

Perlu diketahui bahwa perbedaan dalam penentuan jumlah ayat tidak berarti ayat di dalam al-Qur’an bertambah atau berkurang. Akan tetapi, perbedaan tersebut sejatinya muncul akibat perbedaan penentuan awal ayat dan akhir ayat. Ini terjadi sebab ketika Rasulullah Saw membacakan al-Qur’an kepada sahabat, Nabi berhenti/waqaf pada kata tertentu. Hal tersebut memunculkan perbedaan pemahaman bagi sahabat yang mendengarkan; apakah berhentinya Rasulullah ketika membaca ayat untuk sekadar waqaf, atau berhenti karena itu merupakan akhir ayat. 

Sebagai contoh dalam Surah al-Ikhlas, mayoritas ulama sepakat bahwa al-Ikhlas memiliki 4 ayat (Mazhab al-Madani al-Awwal, al-Madani al-Tsani, al-Basri, dan al-Kufi). Namun mazhab al-Makki dan al-Syami menganggap al-Ikhlas memiliki 5 ayat. Perbedaan pendapat ini tedapat pada ayat ketiga: “lam yalid wa lam yulad”; sebagian mengatakan itu merupakan satu ayat, sebagian lain mengatakan dua ayat. “lam yalid” sebagai ayat ketiga, dan “wa lam yulad” ayat keempat. Sekalipun ada yang mengatakan itu satu ayat ataupun dua ayat yang terpisah, hakikatnya lafaz yang ada dalam surah tidak berubah sama sekali dan hanya berbeda awal memulai dan awal berhentinya.

Lalu, bagaimana dengan anggapan bahwa ayat al-Qur’an berjumlah 6666 ayat? Sebagaimana yang telah kita bahas sebelumnya, hanya ada 7 mazhab yang pendapatnya diterima dalam menentukan jumlah ayat. Tidak ada satupun di antara mazhab tersebut yang mengatakan bahwa terdapat 6666 ayat dalam al-Qur’an. Setelah menelusuri berbagai sumber, ditemukan karangan yang membahas tentang 6666 ayat ini. Di antaranya kitab nihayatu al-zain fi irsyadi al-mubtadiin karya Syaikh Nawawi al-Bantani. Dalam kitab tersebut, dinyatakan jumlah ayat al-Qur’an berdasarkan topiknya terdapat 6666 ayat dengan rincian:

    •  1000 ayat yang berkaitan dengan perintah kebaikan

    •  1000 ayat yang berkaitan dengan larangan

    •  1000 ayat yang berbicara tentang janji pahala

    •  1000 ayat yang berbicara tentang janji siksa

    •  1000 ayat yang berkaitan dengan khabar dan cerita/kisah

    •  1000 ayat yang berkaitan dengan ayat ‘ibrah dan tamsil

    •  500 ayat yang berkaitan dengan halal dan haram

    •  100 ayat yang berkaitan dengan doa, istighfar dan dzikir

    •  66 ayat yang berkaitan dengan nasikh dan mansukh

Apabila dijumlahkan, jumlah keseluruhan adalah 6666 ayat. Pada dasarnya, jumlah 6666 ayat tersebut bukanlah jumlah matematis ayat al-Qur’an. Akan tetapi ia adalah jumlah ayat al-Qur’an apabila dibagi berdasarkan topik dan perspektif kandungan ayat al-Qur’an. Bukan tidak mungkin jika ayat dihitung bedasarkan kandungan akan menyebabkan beberapa ayat dapat dihitung lebih dari sekali (dua atau lebih).

Terdapat beberapa karangan yang mempelajari Ilmu Fawasil atau ilmu menghitung ayat al-Qur’an. Diantaranya al-Bayan fii ‘addi aay al-Qur’an karya Abu ‘Amr bin Sa’id bin Utsman yang juga dikenal sebagai al-Dani; sa’adah al-darain fii bayaani wa ‘addi aay mu’jiz al-tsaqalain karya Muhammad bin Ali bin Khalf al-Husaini yang juga dikenal sebagai al-Haddad; manzumah zaat al-rusyd fii al-khilaf baina ahli al-adad; dan manzumah al-faraid al-hissan fii ‘addi aay al-Qur’an karya Abdul Fattah Abdul Ghani al-Qadhi. 

Mempelajari ilmu ini penting bagi kaum muslim. Sebab dengannya, muslim dapat mengetahui hukum-hukum fiqh yang berkaitan erat dengan jumlah ayat. Menurut Imam al-Suyuthi dalam al-Itqan, mengetahui jumlah ayat merupakan hal penting dalam shalat, tersebab bagi yang tidak membaca atau menyempurnakan al-sab’u al-matsani (al-Fatihah) dianggap belum menyempurnakan rukun shalat. Ini berarti bagi yang tidak bisa membaca al-Fatihah dalam salat wajib baginya untuk mengganti dengan 7 ayat menurut Syafi’iyah. Begitu juga dalam khutbah, terdapat rukun yang mewajibkan untuk membaca paling tidak satu ayat secara lengkap. Apabila ayatnya kurang lengkap, maka rukun tersebut tidak terlaksana. 

Tidak sampai situ saja, terdapat banyak keutamaan ayat al-Qur’an yang disebutkan dalam beberapa hadis. Seperti dalam hadis yang diriwayatkan oleh Abu Daud “Barangsiapa yang mendirikan shalat dengan sepuluh ayat, maka ia tidak termasuk sebagai orang yang lalai”. Di hadis lain juga diterangkan keutamaan dua ayat terakhir dari Surah al-Baqarah “Barangsiapa yang membaca dua ayat terakhir dari surah al-Baqarah pada malam hari, maka ia akan diberi kecukupan." (HR Bukhari dan Muslim)

Keseluruhan hal tersebut merupakan faidah dari mengetahui ayat al-Qur’an. Selain contoh kecil tadi, masih banyak manfaat dari mengetahui ayat al-Qur’an. Seperti mengetahui i’jaz al-Qur’an, menentukan nasikh dan mansukh, dan mengetahui asbabun nuzul. Pada akhirnya, menurut Imam al-Zamakhsyari, pembahasan mengenai jumlah ayat al-Qur’an ini merupakan perkara tauqifi (tidak menerima ijtihad) bukan ijtihadi. Wallahu a’lam bishawab.


Supported by

Related Posts

Ikatan Keluarga Abiturien Attaqwa Mesir
  • Facebook
  • WhatsApp
  • Instagram
  • Subscribe Our Newsletter

    Belum ada Komentar untuk "Ilmu Fawashil; Pengenalan Terhadap Jumlah Ayat Al-Qur'an"

    Posting Komentar

    Iklan Atas Artikel

    Iklan Tengah Artikel 1

    Iklan Tengah Artikel 2

    Iklan Bawah Artikel