Oleh: Aura Sukma Yulia

Tidak diragukan lagi bahwa al-Qur’an merupakan petunjuk bagi manusia yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw. Ajaran-ajaran al-Quran disampaikan dalam berbagai bentuk cara dan dikemas dengan sedemikian rupa. Ada yang berupa informasi, perintah, larangan, dan ada juga yang disampaikan dalam bentuk kisah-kisah yang mengandung pelajaran, yang dikenal dengan istilah “kisah-kisah dalam al- Qur’an”.

Fenomena kisah-kisah al-Qur’an yang diyakini kebenarannya sangat erat kaitannya dengan sejarah. Menurut Imam as- Suyuthi, kisah dalam al-Qur’an sama sekali tidak dimaksudkan untuk mengingkari sejarah, lantaran sejarah bisa saja dianggap salah dan membahayakan al- Qur’an. Kisah dalam al-Qur’an merupakan petikan-petikan sejarah sebagai pelajaran bagi manusia dan bagaimana mestinya mereka menarik manfaat dari peristiwa-peristiwa sejarah tersebut. Kisah-kisah dalam al-Qur’an juga merupakan salah satu dari cara Allah menyampaikan pesan moral yang penuh dengan hikmah, baik berupa kebaikan ataupun sebaliknya kepada umat manusia, sekaligus ‘ibrah dan teladan yang relevan di setiap zaman.   

فَاقْصُصِ الْقَصَصَ لَعَلَّهُمْ يَتَفَكَّرُون                                                          

“Maka ceritakanlah kisah-kisah itu supaya mereka berfikir.” (Q.S al 'Araf, 176)

Imam as Sya'rawi dalam kitab tafsirnya mengatakan bahwa di dalam ayat ini Allah SWT tidak sedang menceritakan masalah sejarah. Akan tetapi, Allah mengajarkan kita bagaimana mengambil pelajaran dari sebuah sejarah, sebagai bukti bahwa Allah ingin menjadikan kisah sebagai ibrah bagi kita yaitu dengan mengulang-ulang kisah tersebut lebih dari satu kali dan di setiap pengulangan terdapat gambaran baru dari pengulangan sebelumnya. 

Dari beberapa kisah yang terdapat di dalam al Quran, kisah Nabi Musa dan para pengikutnya lah yang banyak dikisahkan. Nabi Musa AS disebutkan dalam al-Quran sebanyak 136 kali. Hal ini menunjukkan bahwa Allah SWT menghendaki agar kita banyak merenungkan perjalanan hidupnya. Mengambil pelajaran tentang bagaimana ujian berat yang dialaminya. Dari mulai menghadapi Firaun, hingga menghadapi Bani Israil yang keras kepala.

Lantas, apa alasan dari lebih banyaknya kisah Nabi Musa AS yang disebutkan dalam al-Qur’an dibanding para nabi yang lainnya, atau bahkan Nabi Muhammad SAW sendiri? 

Ibnu Qayyim Al Jauziyah menulis dalam Kitab Jala’ Al Afham, “Allah menyebut kisah Musa dalam Al Quran, lalu mengulang-ulangnya, memperjelasnya, dan menghibur Rasulullah SAW dengan kisah-kisahnya.”

Kisah Nabi Musa AS adalah energi yang bisa menguatkan jiwa Nabi Muhammad SAW. Nabi Musa dan Rasulullah menghadapi hal yang sama, Apa yang terjadi pada bangsa Israel juga terjadi pada umat Nabi Muhammad SAW. Dalam kehidupan Nabi Musa AS, Firaun mewakili rezim tirani yang bengis lagi tidak kenal kasihan. Sementara itu dalam kehidupan Nabi Muhammad SAW, para pemimpin suku Quraisy mewakili tirani yang menganiaya para budak dan orang yang lemah. Pun keduanya juga menghadapi bangsa yang jahil. 

Dalam surah an-Nazi’at ayat 15-26, Allah SWT menghibur Nabi Muhammad dengan kisah Nabi Musa menghadapi Fir’aun. Pada ayat itu seakan Allah berfirman: “Wahai Muhammad, bukan hanya kamu yang ditolak dan dilawan oleh orang-orang kafir, Musa pun dulu dilawan oleh Raja Firaun dan perlawanannya lebih sadis lagi, bahkan sampai mengaku dirinya sebagai tuhan.” 

Dalam ayat yang lain juga Allah menyebutkan bahwa para rasul terdahulu merasakan hal yang sama dengan apa yang dirasakan oleh Nabi Muhammad saat berdakwah kepada kaumnya. Allah SWT juga menyebutkan bahwa pertolongannya akan datang atas Nabi Muhammad SAW dan atas kaumnya. Ia memerintahkan Nabi Muhammad agar “bersabar”, sama seperti kesabarannya para rasul terdahulu.

Allah SWT menyebut Nabi Musa dalam al-Quran sebagai Nabi yang mendapatkan banyak ujian,

وَفَتَنَّاكَ فُتُونًا

“Aku akan mengujimu dengan berbagai macam ujian.” (QS. Thaha: 40)

Ujian yang dialami Musa adalah ujian menjalani hidup di tengah masyarakat. Bukan ujian kemiskinan, ujian sakit, atau musibah bencana alam. Yang mana ujian ini, sangat mirip dengan apa yang akan dialami Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan kaum muslimin yang menjadi umatnya.

Said bin Jubair pernah bertanya kepada Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma, tentang apa yang dimaksud futun (banyak ujian) itu? 

Lalu Ibnu Abbas membaca ayat-ayat yang menceritakan Musa dari awal. Beliau sebutkan kisah Firaun, upaya pembantaian yang dia lakukan terhadap bayi lelaki, kemudian kisah Musa dilempar di sungai dan ditemukan oleh keluarga Firaun. Kemudian, kisah Musa menarik jenggotnya Firaun, hingga Musa diberi pilihan antara kurma dan bara. Termasuk kisah dia membunuh orang Mesir, lalu dia lari ke Madyan dan menikah dengan salah satu putri orang tua di Madyan. Kemudian Musa kembali ke Mesir, dan beliau salah jalan di kegelapan malam, hingga beliau melihat api dan mendapat wahyu dari Allah. Termasuk juga berbagai ujian Nabi Musa bersama Nabi Khidir, serta berbagai ujian lain yang bertujuan untuk menyempurnakan maqam (derajat) Nabi Musa. Ibnu Abbas mengatakan, “Inilah yang dimaksud banyak ujian (fitnah-fitnah) itu wahai Ibnu Jubair” (Tafsir Ibn Katsir, 5/285) 

Dalam hadits disebutkan bagaimana Rasulullah SAW mendoakan Nabi Musa AS atas kesabaran nya. Dari Abdullah bin Mas'ud raḍiyallāhu 'anhu, ia berkata, "Ketika perang Ḥunain, Rasulullah SAW memberi bagian lebih hasil rampasan perang untuk beberapa sahabat. Beliau memberi Al-Aqra' bin Ḥabis seratus unta. Memberi 'Uyainah bin Ḥisn juga seperti itu. Dan memberi bagian lebih kepada beberapa pemuka Arab. Lantas seseorang berkata, "Demi Allah, ini pembagian yang tidak adil dan tidak diridai Allah." Maka aku berkata, "Demi Allah, aku akan melaporkannya kepada Rasulullah SAW. Aku pun melaporkan apa yang dia katakan tadi.” Maka wajah beliau berubah dan memerah. Kemudian beliau bersabda, "Lalu siapa yang bisa adil jika Allah dan Rasul-Nya tidak adil?!" Lantas beliau melanjutkan, "Semoga Allah merahmati Nabi Musa; dia disakiti lebih dari ini, dan dia tetap bersabar”. [HR. Bukhari-Muslim]

Demikian, Kisah Nabi Musa AS yang bukan hanya ditujukan kepada Nabi Muhammad SAW saja, tapi juga menjadi bahan pelajaran bagi seluruh kaum muslimin. agar umat islam tidak keras kepala dan melakukan perdebatan-perdebatan tidak penting seperti yang dilakukan oleh kaum Bani Israil. Dan juga, kisah Nabi Musa AS tidak hanya berhubungan dengan dirinya sebagai pribadi, namun juga berhubungan dengan kaum yang diselamatkan dari pimpinan tirani yang zalim. Hal tersebut merupakan pelajaran dan hiburan bagi orang-orang mukmin yang berjuang menjalani kehidupan di dunia ini untuk meraih ridaa Allah semata. Wallahu ta’ala a’lam bisshawab 


Supported by: 


Related Posts

Ikatan Keluarga Abiturien Attaqwa Mesir
  • Facebook
  • WhatsApp
  • Instagram
  • Subscribe Our Newsletter

    Belum ada Komentar untuk "Kisah Nabi Musa AS Sebagai Motivasi Kesabaran Nabi Muhammad SAW"

    Posting Komentar

    Iklan Atas Artikel

    Iklan Tengah Artikel 1

    Iklan Tengah Artikel 2

    Iklan Bawah Artikel